Sabtu, 08 Januari 2011

HIKAYAT : SANG MUKASYAFAH

KH. Moh. Amir bin Ilyas bin Syarqowi (W. 1925 - 1996), mantan pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah adalah seorang Mukasyafah (mampu megetahui apa yang akan terjadi, karena kekuasaan Allah SWT) suatu saat kedatangan tamu dari Bandung, Jawa Barat. Ketika itu beliau sedang mengidap penyakit penglihatan, sehingga berakibat buta. Sang tamu datang dalam rangka silaturrahim, karena sebelumnya mendengar, kalau KH. Moh. Amir adalah seorang mukasyafah yang selalu mengetahui maksud dan tujuan seseorang yang menghadap/menemui beliau. Begitu tamu tersebut memanggil salam dan ketika itu, beliau baru selesai shalat berjamaah dengan beberapa santrinya di tempat tinggal beliau, yaitu di Kampung Dadduwi, Guluk-Guluk Sumenep yang sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Al Amir. Usai shalat Sunnah, beliau menjawab panggilan salam tamu tersebut. Sambil berjabatan tangan dan tanpa ada komentar apapun di antara dua orang ini, tiba-tiba muncul pertanyaan dari KH. Moh. Amir Ilyas : " O... sampeyan dari Bandung ya ... ?" agak kaget tamu itu menjawab sepontan "Ia, betul kyai. Kok tahu kyai, padahal kyai tidak melihat saya ? " tanyanya. Beliau hanya tersenyum dan berkata: "Kok jauh-jauh datang dari Bandung hanya ingin silaturrahim saja kepada saya". Sang tamu lebih kaget lagi mendengar ucapan beliau, karena beliau tahu tujuan kedatangannya. Maka tak lama kemudian duduklah dua manusia ini berhadapan di Musholla yang beliau bangun, sekaligus berfungsi sebagai ruang tamu dan tidak terdengat pembicaraan antar keduanya. Yang nampak ketika itu, kyai Amir ngantuk tertidur dan sesekali bangun, namun tidak terdengar suara percakapan antar keduanya. Sedang tamu itu dia 1000 bahasa, sepertinya ada suatu hal yang ingin disampaikan, namun tidak jadi untuk disampaikan kepada beliau, entah karena apa, saya juga tidak mengerti.
Setelah kl. 30 menit lamanya, dengan sepontan kyai Amir berkata: "Kalau sampeyan mau minta do'a keselamatan, ditulis saja ia ... ? " tawarnya kepada tamu itu. Sang tamu dibuat kaget lagi dengan pernyataannya, karena apa yang beliau katakan cocok dengan maksud kedatangannya ke beliau. Tamu itu meng-iakan dan kemudian kyai Amir memanggila salah seorang santrinya untuk menulis do'a secara di dikte (imla'). Kemudian doa' itu diberikan kepadanya sambil mengatakan: "Semoga selamat dan sampai ditempat tujuan" sambil berjabatan tangan pamit pulang. Kejadian yang luar biasa ini terus di ingat oleh tamu itu dan Insya Allah do'a itu terus dibaca istiqomah sampai saat ini.

1 komentar: